Welcome to my blog "site about my diary, coment about social, economics and politics"

Minggu, 04 Mei 2008

Dapet surat

Hari ini aku menerima surat dari istriku. Amplopnya kuning besar, pikiranku paling juga akta kelahiran yang kusuruh dikirim kemarin sama istriku. Maklum aku pengen cepet-cepet masukin anakku ke daftar gaji, jadi ya lumayan gajinya nambah dikit. Pas kubuka ternyata isinya bukan hanya akta, didalamnya ada surat cinta he..he.. maklum istriku itu romantis banget. Tapi yang paling menyenangkan aku menemukan foto bayiku di dalamnya. Udah gede rupanya. Padahal belum nyampe dua bulan kutinggalkan.

Gemessss liat anakku sendiri di foto, bentuk mukanya sama kayak dulu aku masih kecil. Tapi hidungnya mirip ibunya. Kalau aku sich mancung he..he.. Ibunya pesek, tapi ibunya nggak ngaku kalau pesek. Paling banter dia bilang pesek-pesek juga cantik. Yah mending aku ngalah aja.

Nama anakku itu Naurah Kalyca Fitya, artinya bunga mawar. Ibunya yang memberi nama. Aku sich setuju aja. Cantik kok namanya. Aku juga nggak tahu apa maksud dari nama tersebut. Jadi kalau kata orang nama itu harapan orang tua. Aku berharap anakku bisa seharum bunga mawar. Harum hatinya, harum akhlaknya, harum imannya. Keharuman akan membuat orang senang. Mudah-mudahan dia dapat berbuat kebajikan bagi semua orang.

Sebenarnya aku sangat merasa sedih ketika melihat foto bayiku. Sebagai bapaknya aku hanya sempat bersama selama tiga hari. Pas lahiran pun aku tidak bisa menemani ibunya. Tahu-tahu anakku itu udah lahir. Jadi bukan aku yang mengadzaninya, tapi kakeknya. Keadaan seperti itu memang membuatku merasa ada yang kurang. Ada yang nggak pas. Tapi ya gimana lagi. Inilah hidup yang aku jalani.

Tuntutan pekerjaan memang memaksaku berada jauh dari komunitas saudara dan teman-teman sedaerahku. Tidak ada pilihan lain, untuk saat ini hanya pekerjaan inilah yang bisa menopang kehidupanku. Apalagi aku udah punya anak dan isteri.

Selain foto, hal yang membuatku sedih surat dari isteriku. Kuakui isteriku itu pintar membuat kata-kata sehingga membuatku terhanyut. Tapi ya mungkin itu curahan hatinya. Aku bisa merasakan beratnya menjadi ibu yang ditinggal jauh oleh suaminya. Tapi aku yakin isteriku itu tipe wanita kuat. Dia akan bisa merawat anakku dengan baik. Apalagi disana ada mertua yang dengan sukarela dan penuh cinta merawat anakku.

Ya hari ini kubiarkan imajinasiku melayang, kubiarkan harapan-harapan berada dalam benakku. Tentu saja sebagai bapak ingin melihat anaknya tumbuh mili demi mili, centi demi centi. Sungguh ingin rasanya melihat anakku menangis ngompol. Memberi lambaian tangan kepada bapaknya.

Hm..begitulah, tapi aku yakin Tuhan selalu punya rencana untuk hambanya, termasuk juga diriku. Untuk saat ini memang aku belum bisa membawa isteri dan anakku, selain karena anakku masih kecil juga ya karena nggak ada dananya. Ke depan pasti akan ada secercah cahaya untuk menikmati saat-saat membahagiakan bersama isteri dan anakku.

1 komentar:

  1. yang sabar aje kang Deni....oh ya tuh Junior dikasih nama siapa?
    oh ye...aye tunggu di Jakarte ye...

    BalasHapus